Senin, 24 Maret 2014

Ishbir Ya Ukhtiy..

Sampai berapa lama lagi kaki ini melangkah...akan saya coba untuk terus berjalan. berjalan perlahan untuk menggapai ridhonya. Kita tidak akan tahu, berapa langkah lagi kita kan berjumpa dengan garis finish. Entah itu seribu langkah lagi, seratus langkah, lima langkah atau bahkan tinggal satu langkah. Dengan sengaja Alloh menutup mata kita, menyembunyikan rahasia Nya agar kita tahu arti sebuah perjuangan. Agar kita tahu arti sebuah ketulusan. Agar kita tetap mensyukurinya. Mensyukuri segala nikmat yang Alloh berikan kepada kita. Janji Alloh pasti. Bismillah.... Insya Alloh. Alloh bersama hamba-Nya yang bersabar. Innalloham'ashobirin...Innallohama'ana....

Minggu, 23 Maret 2014

Kuharap Ridho_Mu

Bukah harta dan kemewahan yang kuinginkan, namun sakinah lah yang kuharapkan. Menggapai ridho Alloh lah yang menjadi tujuan. Ya Alloh teguhkanlah hati ini, untuk senantiasa istiqomah bersama Mu. Semoga Engkau ridho dengan keputusan yang kuambil... Alloh Alloh Alloh.........

HEART

kedewasaan tidak hanya tercermin dari berkembangnya fisik. Namun dari ia menyikapi permasalahan. Dari ia memutuskan dengan bijak. Serta dari tutur kata yang sopan dan tanggung jawab. Banyak orang hanya terpusat pada ucapan belaka. Terbelenggu dengan rayuan manis yang menggelintirkan. Bukan orang cerdas tentunya yang hanya menilai dari satu sisi saja. Komitmen lah yang menjadi salah satu tolak ukur menilai kesungguhan dan kualitas diri seseorang. Segera pantaskan diri. Bersegeralah memang dirasa sudah pantas...dan jangan lupa sertakan asma ALLOH dalam setiap keputusan sekecil apapun itu. Alloh lah yang menguasai hati ini. Hati dia dan hati mereka...

Rabu, 19 Maret 2014

KUNANG-KUNANG UKHUWAH

Apa itu ukhuwah? Jika kita menanyakan, kepaDa seorang ahli matematika, apa arti ukhuwah, mereka berkata “ Ukhuwah adalah suatu ikatan dari rumus sederhana maupun rumit yang sulit dipisahkan. Di kala satu dari rumus tersebut menghilang hancurlah perhitungan tersebut. Jika kita menanyakan pada seorang seniman. Ukhuwah ibarat rangkaian warna yang beraneaka ragam dan tumpukan warna tersebut akan menjadi sangat indah jika dipadukan. Karena saya mahasiswa yang menekuni ilmu kesehatan, ukhuwah adalah laksana satu tubuh. Di saat tangan kita terluka, maka anggota tubuh lain pun akan merasakan sakitnya. Di saat hati kita bahagia, maka anggota tubuh lain pun akan merasakan dampak atau efek dari perasan tersebut. Begitu pula ukhuwah. Ukhuwah berarti persaudaraan, dari akar kata yang mulanya berarti memperhatikan. Timbul rasa perhatian dalam ukhuwah tersebut, untuk saling menjaga dan menasehati. Jika di antara saudara kita ada yang sakit, maka kita pun ikut merasakannya. Ukhuwah fillah atau persaudaraan sesama muslim adalah suatu model pergaulan antar manusia yang prinsipnya telah digariskan dalam al-Quran dan al-Hadits. Yaitu suatu wujud persaudaraan karena Allah. Dalam Al Quran telah dijelaskan “Berpegang teguhlah kamu semua pada tali (agama) Allah dan janganlah bercerai-berai”. (TQS. Ali Imran [3]: 103) Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara. (TQS. al-Hujarat [49]: 10). Pada kedua ayat tersebut telah jelas tertera bahwa kita diharapkan untuk saling mengenal dan menjalin hubungan yang baik dengan sesama muslim Namun apa yang telah terjadi di dunia ini? Apakah telah menunaikan perintah Alloh dengan sebaik-baiknya?. Kasus Palestina bisa dijadikan gambaran. Rakyat negeri itu terpaksa harus berjuang sendiri untuk menghadapi kebrutalan dan kebiadaban Israel . ukhuwah atau kesatuan umat islam sedunia belum bisa menandingi kekuatan Israel. Akibatnya, jangankan mengusir Israel dari negeri Muslim, sekadar menghentikan kebrutalan serdadu Israel saja tidak bisa. Apakah umat islam di dunia telah menyatu ataukah belum? Kita tidak perlu jauh-jauh ,menginjak kaki ke belahan negara. Sebelumnya kita bercermin pada Negara kesatuan Republic Indonesia, sudahkah menyatu umat islam kita? Potret buram persatuan umat Islam digambarkan dengan pertikaian antar kelompok akibat perbedaan madzhab, partai, dan kepentingan. Umat Islam saat ini telah diracuni oleh paham-paham yang menjadikan selain akidah Islam sebagai dasar persatuan dan kesatuan mereka, seperti paham kesukuan, kebangsaan, Patriotisme, dan sejenisnya. Padahal, paham-paham inilah yang telah menghancurkan persatuan umat Islam. Sebab, ketika kesamaan etnis, suku, bangsa, dan sejenisnya dijadikan dasar persatuan, loyalitas dan pembelaan terhadap bangsa akan mengalahkan loyalitas mereka terhadap Islam dan kaum Muslim. Tak ada satu pun alasan, yang bisa kita gunakan, untuk membenarkan kondisi perpecahan (dis-integrasi) ini. Rasulullah bersabda: “Sungguh akan datang pada umatku apa yang pernah terjadi pada Bani Israil seperti sandal dengan sandal. Dan sesungguhnya bani Israil telah terpecah menjadi 72 golongan dan umatku akan terpecah menjadi 73 golongan. Semuanya dalam neraka kecuali satu golongan. Para shahabat bertanya: ‘Siapakah golongan tersebut ya Rasulullah?’ Rasul menjawab: ‘Apa yang aku dan para shahabatku telah jalani.’” (HR. Tirmidzi). Perbedaan adalah warna kehidupan, ia rahmat dari Sang Maha. Apalagi jika kita masih satu aqidah selayaknya perbedaan bisa dikelola menjadi kekuatan umat hingga kita tak mudah diracuni nafsu, ego, dengki, atau penyakit hati lainnya. Saat ini Islam telah kehilangan jati dirinya, kekuatan terbesarnya terhempas. Ukhuwah kita telah dirobek-robek nafsu sendiri. Allah berfirman: “Orang-orang mukmin itu bersaudara, sebab itu perdamaikanlah antara dua orang bersaudara mu dan takutlah kepada Allah mudah-mudahan kamu mendapat rahmat” (QS. 49:10). Seharusnya kita malu kepada musuh-musuh Islam. Konsep ukhuwah Islamiyah yang diajarkan Nabi Muhammad, telah dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari kaum Yahudi dan Nasrani. Ini berarti, Ketika seseorang atau suatu masyarakat beriman, maka seharusnya ukhuwah Islamiyah yang didasari oleh iman menjelma dalam kehidupan sehari-hari, Satu hal yang harus diingat bahwa, ketika ukhuwah islamiyah hendak diperkokoh atau malah sudah kokoh, ada saja upaya orang-orang yang tidak suka terhadap persaudaraan kaum muslimin, mereka berusaha untuk merusak hubungan diantara sesama kaum muslimin dengan menyebarkan fitnah dan berbagai berita bohong. Dalam kehidupan umat Islam, kita akui bahwa ukhuwah Islamiyah belum berwujud secara ideal, namun musuh-musuh umat ini tidak suka bila ukhuwah itu berwujud, mereka terus berusaha menghambatnya. Karena itu, setiap kali ada berita buruk, kita tidak boleh langsung mempercayainya, tapi lakukan tabayyun atau diteliti terlebih dahulu kebenaran berita itu, Allah Swt berfirman: Hai orang-orang yang beriman, apabila datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya sehingga kamu akan menyesal atas perbuatanmu itu Mengingat kedudukan ukhuwah islamiyah yang sedemikian penting, maka memeliharanya menjadi sesuatu yang amat ditekankan. Disamping harus mengecek kebenaran suatu berita buruk yang menyangkut saudara kita yang muslim. Ada beberapa hal yang harus kita hindari agar ukhuwah islamiyah bisa tetap terpelihara, Allah Swt berfirman: Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokan) dan jangan pula wanita wanita-wanita mengolok-olokan wanita yang lain (karena) boleh jadi wanita (yang diperolok-olokan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokan) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati?. Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang (QS 49:11-12). Dari ayat di atas, ada enam hal yang harus kita hindari agar ukhuwah islamiyah tetap terpelihara: Pertama, Memperolok-olokan, baik antar individu maupun antar kelompok, baik dengan kata-kata maupun dengan bahasa isyarat karena hal ini dapat menimbulkan rasa sakit hati, kemarahan dan permusuhan. Manakala kita tidak suka diolok-olok, maka janganlah kita memperolok-olok, apalagi belum tentu orang yang kita olok-olok itu lebih buruk dari diri kita. Kedua, Mencaci atau menghina orang lain dengan kata-kata yang menyakitkan, apalagi bila kalimat penghinaan itu bukan sesuatu yang benar. Manusia yang suka menghina berarti merendahkan orang lain, dan iapun akan jatuh martabatnya. Ketiga, Memanggil orang lain dengan panggilan gelar-gelar yang tidak disukai. Kekurangan secara fisik bukanlah menjadi alasan bagi kita untuk memanggil orang lain dengan keadaan fisiknya itu. Orang yang pendek tidak mesti kita panggil si pendek, orang yang badannya gemuk tidak harus kita panggil dengan si gembrot, begitulah seterusnya karena panggilan-panggilan seperti itu bukan sesuatu yang menyenangkan. Memanggil orang dengan gelar sifat yang buruk juga tidak dibolehkan meskipun sifat itu memang dimilikinya, misalnya karena si A sering berbohong, maka dipanggillah ia dengan si pembohong, padahal sekarang sifatnya justeru sudah jujur tapi gelar si pembohong tetap melekat pada dirinya. Karenanya jangan dipanggil seseorang dengan gelar-gelar yang buruk. Keempat, Berburuk sangka, ini merupakan sikap yang bermula dari iri hati (hasad). Akibatnya ia berburuk sangka bila seseorang mendapatkan kenimatan atau keberhasilan. Sikap seperti harus dicegah karena akan menimbulkan sikap-sikap buruk lainnya yang bisa merusak ukhuwah islamiyah. Kelima, Mencari-cari kesalahan orang lain, hal ini karena memang tidak ada perlunya bagi kita, mencari kesalahan diri sendiri lebih baik untuk kita lakukan agar kita bisa memperbaiki diri sendiri. Keenam, Bergunjing dengan membicarakan keadaan orang lain yang bila ia ketahui tentu tidak menyukainya, apalagi bila hal itu menyangkut rahasia pribadi seseorang. Manakala kita mengetahui rahasia orang lain yang ia tidak suka bila hal itu diketahui orang lain, maka menjadi amanah bagi kita untuk tidak membicarakannya. Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa ketika ukhuwah islamiyah kita dambakan perwujudannya, maka segala yang bisa merusaknya harus kita hindari. Bila ukhuwah sudah terwujud, yang bisa merasakan manfaatnya bukan hanya sesama kaum muslimin, tapi juga umat manusia dan alam semesta, karena Islam merupakan agama yang membawa rahmat bagi seluruh alam. Karenanya mewujudkan ukhuwah Islamiyah merupakan kebutuhan penting dalam kehidupan ini. Mari kita bersama-sama mewujudkan ukhuwah islamiyah dengan jalan menghindari perbuatan di atas serta mempereratnya. Semoga Alloh selalu memberi kemudahan pada hambanya yang berniat akhsan. AMIN…

BERSABAR....

"Jika kamu berusaha untuk memperbaiki diri, yakinlah bahwa jodohmu juga sedang melakukan hal yang sama, memperbaiki dirinya untukmu. Jika kamu berusaha menjaga hati, yakinlah bahwa jodohmu juga sedang menjaga hatinya untukmu, mempersiapkan diri di waktu yang tepat untuk datang ke hadapanmu dan orang tuamu.."

Rabu, 15 Desember 2010

KEJADIAN LUAR BIASA

1. Apa saja kriteria suatu kejadian penyakitdikatakan wabah/ KLB ?

a. Wabah
Adalah berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka. Menteri menetapkan dan mencabut daerah tertentu dalam wilayah Indonesia yang terjangkit wabah sebagai daerah wabah.
b. Kejadian Luar Biasa (KLB)
1) Yaitu suatu kejadian kesakitan/kematian dan atau meningkatnya suatu kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu kelompok penduduk dalam kurun waktu tertentu.” (Peraturan Menteri Kesehatan No.949/Menkes/SK/VIII/2004).
2) Kejadian Luar Biasa (KLB) yaitu munculnya penyakit di luar kebiasaan (base line condition) yang terjadi dalam waktu relatif singkat serta memerlukan upaya penanggulangan secepat mungkin, karena dikhawatirkan akan meluas, baik dari segi jumlah kasus maupun wilayah yang terkena persebaran penyakit tersebut. Kejadian luar biasa pertama di Indonesia dilaporkan oleh David Beylon di Batavia (Jakarta) pada tahun 1779.
Batasan KLB meliputi arti yang luas:
1. Meliputi semua kejadian penyakit, dapat suatu penyakit infeksi akut kronis ataupun penyakit non infeksi.
2. Tidak ada batasan yang dapat dipakai secara umum untuk menentukan jumlah penderita yang dapat dikatakan sebagai KLB. Hal ini selain karena jumlah kasus sangat tergantung dari jenis dan agen penyebabnya, juga karena keadaan penyakit akan bervariasi menurut tempat (tempat tinggal, pekerjaan) dan waktu (yang berhubungan dengan keadaan iklim) dan pengalaman keadaan penyakit tersebut sebelumnya.
3. Tidak ada batasan yang spesifik mengenai luas daerah yang dapat dipakai untuk menentukan KLB, apakah dusun, desa, kecamatan, kabupaten atau meluas satu propinsi dan negara. Luasnya daerah sangat tergantung dari cara penularan penyakit tersebut.
4. Waktu yang digunakan untuk menentukan KLB juga bervariasi. KLB dapat terjadi dalam beberapa jam, beberapa hari atau minggu atau beberapa bulan maupun tahun.
Kriteria Kerja KLB
1. Timbulnya suatu penyakit/menular yg sebelumnya tdk ada atau tdk dikenal
2. Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus menerus selama 3 kurun waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya
3. Peningkatan kejadian/kematian ≥ 2 x dibandingkan dg periode sebelumnya
4. Jumlah penderita baru dl satu bulan menunjukkan kenaikan ≥ 2 x bila dibandingkan dg angka rata-rata per bulan tahun sebelumnya
5. Angka rata-rata per bulan selama satu tahun menunjukkan kenaikan ≥ 2 x dibandingkan angka rata-rata per bulan dari tahun sebelumnya
6. CFR suatu penyakit dl suatu kurun waktu tertentu menunjukkkan kenaikan 50% atau
lebih dibanding CFR periode sebelumnya
7. Proporsional Rate penderita baru dr suatu periode ttt menunjukkan kenaikan ≥ 2 x dibandingkan periode yg sama dan kurun waktu/tahun sebelumnya
8. Beberapa penyakit khusus: Kholera, DHF/DSS:
a. Setiap peningkatan kasus dr periode sebelumnya (pd daerah endemis)
b Terdapat satu/lebih penderita baru dimana pada periode 4 minggu sebelumnya daerah tersebut dinyatakan bebas dari penyakit tersebut
9. Beberapa penyakit yg dialami 1 atau lebih penderita:
a. Keracunan makanan
b. Keracunan pestisida

2. Apa yang dimaksud dengan “Herd Immunity”.?
Heard immunity adalah pertahanan kelompok / pertahanan sekelompok masyarakat terhadap masuknya dan menyebarnya agen infeksi, karena sebagian besar anggota kelompok tersebut memiliki daya tahan terhadap infeksi yang berbeda –beda. Kekebalan kelompok diakibatkan oleh menurunnya peluang penularan bibit penyakit dari penderita yang terinfeksi kepada orang sehat yang rentan bila sebagian besar anggota kelompok tersebut memiliki ketahanan yang tunggi terhadap penyakit itu. Herd Immunity bisa dikatakan jika bahwa antara masyarkat yang kebal dan tidak kebal terhadap suatu penyakit tidak mengelompok sendiri-sendiri sehingga penyebaran penyakit bisa menurun dalam suatu kelompok tertentu. Teori Herd immunity menyatakan bahwa, dalam penyakit menular yang ditularkan dari individu ke individu, rantai infeksi mungkin akan terganggu ketika sejumlah besar populasi kebal terhadap penyakit. Semakin besar proporsi individu yang kebal, semakin kecil kemungkinan bahwa individu rentan akan datang ke dalam kontak dengan individu menular.

3. Apa yang seharusnya kita lakukan agar fenomena Wabah/ KLB dapat dicegah..? Penanggulangan KLB:

Program Penanggulangan KLB adalah suatu proses manajemen yang bertujuan agar KLB tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat. Pokok program penanggulangan KLB adalah identifikasi ancaman KLB secara nasional, propinsi dan kabupaten/kota; upaya pencegahan terjadinya KLB dengan melakukan upaya perbaikan kondisi rentan KLB;
a. penyelenggaraan SKDKLB,
b. kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan adanya KLB dan
c. tindakan penyelidikan dan penanggulangan KLB yang cepat dan tepat.
Kajian Epidemiologi Ancaman KLB
Untuk mengetahui adanya ancaman KLB, maka dilakukan kajian secara terus menerus dan sistematis terhadap berbagai jenis penyakit berpotensi KLB dengan menggunakan bahan kajian
a. data surveilans epidemiologi penyakit berpotensi KLB,
b. kerentanan masyarakat, antara lain status gizi dan imunisasi,
c. kerentanan lingkungan,
d. kerentanan pelayanan kesehatan,
e. ancaman penyebaran penyakit berpotensi KLB dari daerah atau negara lain,
f. sumber data lain dalam jejaring surveilans epidemiologi.
Sumber data surveilans epidemiologi penyakit berpotensi KLB adalah :
a. laporan KLB/wabah dan hasil penyelidikan KLB,
b. data epidemiologi KLB dan upaya penanggulangannya,
c. surveilans terpadu penyakit berbasis KLB,
d. sistem peringatan dini-KLB di rumah sakit .
Berdasarkan kajian epidemiologi dirumuskan suatu peringatan kewaspadaan dini KLB pada daerah dan periode waktu tertentu.

Pencegahan KLB
Peringatan kewaspadaan dini KLB dan atau terjadinya peningkatan KLB pada daerah tertentu dibuat untuk jangka pendek (periode 3-6 bulan yang akan datang) dan disampaikan kepada semua unit terkait di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Propinsi, Departemen Kesehatan, sektor terkait dan anggota masyarakat, sehingga mendorongpeningkatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap KLB di Unit Pelayanan Kesehatan dan program terkait serta peningkatan kewaspadaan masyarakat perorangan dan kelompok
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menyelenggarakan kegiatan
sebagai berikut :
1. Menyebarluaskan informasi perkembangan penyakit berpotensi KLB dan adanya ancaman KLB kepada program terkait di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan sektor terkaitdi kabupaten/kota secara teratur setiap bulan.
2. Apabila teridentifikasi adanya ancaman KLB yang sangat penting dan mendesak, maka dalam waktu secepat-cepatnya memberikan peringatan kewaspadaan dini KLB kepada program terkait dilingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, sector terkait kabupaten/kota, Unit Pelayanan Kesehatan di Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Propinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota berbatasan dan masyarakat
3. Memberikan informasi perkembangan penyakit berpotensi KLB dan adanya ancaman KLB dalam jangka panjang untuk mendorong kesiapsiagaan KLB secara teratur setiap tahun.

Contoh Prosedur Penanggulangan KLB/Wabah Penyakit Diare:
1. Masa pra KLB
Informasi kemungkinan akan terjadinya KLB / wabah adalah dengan melaksanakan Sistem
Kewaspadaan Dini secara cermat, selain itu melakukakukan langkah-langkh lainnya :
1. Meningkatkan kewaspadaan dini di puskesmas baik SKD, tenaga dan logistik.
2. Membentuk dan melatih TIM Gerak Cepat puskesmas.
3. Mengintensifkan penyuluhan kesehatan pada masyarakat
4. Memperbaiki kerja laboratorium
5. Meningkatkan kerjasama dengan instansi lain
Tim Gerak Cepat (TGC) :
Sekelompok tenaga kesehatan yang bertugas menyelesaikan pengamatan dan penanggulangan wabah di lapangan sesuai dengan data penderita puskesmas atau data penyelidikan epideomologis. Tugas /kegiatan
a. Pengamatan :
• Pencarian penderita lain yang tidak datang berobat.
• Pengambilan usap dubur terhadap orang yang dicurigai terutama anggota keluarga
• Pengambilan contoh air sumur, sungai, air pabrik dll yang diduga tercemari dan sebagai sumber penularan.
• Pelacakan kasus untuk mencari asal usul penularan dan mengantisipasi penyebarannya
• Pencegahan dehidrasi dengan pemberian oralit bagi setiap penderita yang ditemukan di lapangan.
• Penyuluhahn baik perorang maupun keluarga
• Membuat laporan tentang kejadian wabah dan cara penanggulangan secara lengkap
2. Pembentukan Pusat Rehidrasi
Untuk menampung penderita diare yang memerlukan perawatan dan pengobatan.
b. Tugas pusat rehidrasi :
• Merawat dan memberikan pengobatan penderita diare yang berkunjung.
• Melakukan pencatatan nama , umur, alamat lengkap, masa inkubasi, gejala diagnosa dsb.
• Memberikan data penderita ke Petugas TGC
• Mengatur logistik
• Mengambil usap dubur penderita sebelum diterapi.
• Penyuluhan bagi penderita dan keluarga
• Menjaga pusat rehidrasi tidak menjadi sumber penularan (lisolisasi).
• Membuat laporan harian, mingguan penderita diare yang dirawat.(yang diinfus, tdk diinfus

Jumat, 12 November 2010

PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI

A.   MALARIA
Identifikasi
Malaria adalah penyakit akut dan dapat menjadi kronik yang disebabkan oleh protozoa (genus plasmodium) yang hidup intra sel (Iskandar Zulkarnain, 1999). Malaria adalah penyakit infeksi yang dapat bersifat akut maupun kronik, disebabkan oleh protozoa genus plasmodium ditandai dengan demam, anemia dan splenomegali. Penyakit malaria disebabkan oleh bibit penyakit yang hidup di dalam darah manusia. Bibit penyakit tersebut termasuk binatang bersel satu, tergolong amuba yang disebut Plasmodium. Ada empat macam plasmodium yang menyebabkan malaria:
  1. Falciparum, penyebab penyakit malaria tropika. Jenis malaria ini bisa menimbulkan kematian.
  2. Vivax, penyebab malaria tersiana. Penyakit ini sukar disembuhkan dan sulit kambuh.
  3. Malariae, penyebab malaria quartana. Di Indonesia penyakit ini tidak banyak ditemukan.
  4. Ovale, penyebab penyakit malaria Ovale. Tidak terdapat di Indonesia.
Kerja plasmodium adalah merusak sel-sel darah merah. Dengan perantara nyamuk anopheles, plasodium masuk ke dalam darah manusian dan berkembang biak dengan membelah diri.
Penyelidikan Epidemiologi (PE)
Pada penyelidikan ini harus benar-benar dilakukan pencarian penderita dengan memeriksa jentik-jentik nyamuk yang mengandung parasit Plasmodium dengan radius sekurang-kurangnya 100 meter, serta tempat-tempat yang diduga sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk Anopheles. Seperti  Selain itu, menyelidiki juga kebiasaan warga yang terkena malaria dengan mengisi kuisioner yang telah dibuat.
Tindakan dan Pengobatan:
  1. Memutus rantai penularan dengan memilih mata rantai yang paling lemah. Mata rantai tersebut adalah penderita dan nyamuk malaria.
  2. Seluruh penderita yang memiliki tanda-tanda malaria diberi pengobatan pendahuluan dengan tujuan untuk menghilangkan rasa sakit dan mencegah penularan selama 10 hari.
  3. Bagi penderita yang dinyatakan positif menderita malaria setelah diuji di laboratorium, akan diberi pengobatan secara sempurna.
  4. Bagi orang-orang yang akan masuk ke daerah endemis malaria seperti para calon transmigran, perlu diberi obat pencegahan.
Tindakan-tindakan Pencegahan:
  1. Usahakan tidur dengan kelambu, memberi kawat kasa, memakai obat nyamuk bakar, menyemprot ruang tidur, dan tindakan lain untuk mencegah nyamuk berkembang di rumah.
  2. Usaha pengobatan pencegahan secara berkala, terutama di daerah endemis malaria.
  3. Menjaga kebersihan lingkungan dengan membersihkan ruang tidur, semak-semak sekitar rumah, genangan air, dan kandang-kandang ternak.
  4. Memperbanyak jumlah ternak seperti sapi, kerbau, kambing, kelinci dengan menempatkan mereka di luar rumah di dekat tempat nyamuk bertelur.
  5. Memelihara ikan pada air yang tergenang, seperti kolam, sawah dan parit. Atau dengan memberi sedikit minyak pada air yang tergenang.
  6. Menanam padi secara serempak atau diselingi dengan tanaman kering atau pengeringan sawah secara berkala
  7. Menyemprot rumah dengan DDT.

B.       CAMPAK
Identifikasi
Campak adalah salah satu yang paling umum infeksi menular anak-anak disebabkan oleh virus Rubella.Penyakit ini adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, ditandai dengan demam, batuk, pilek, konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini biasanya menyerang anak-anak pra sekolah dan anak-anak SD, meskipun tidak menutup kemungkinan menyerang orang dewasa yang belum pernah terkena penyakit ini. Jika orang sudah terkena campak maka sepanjang hidupnya tidak akan terkena penyakit ini lagi. Gejala-gejala yang nampak pada penderita campak antara lain; demam tinggi, bintik putih pada bagian dalam pipi sebelah depan gigi geraham, mata merah dan berairi, tenggorokan sakit, pilek, batuk kering. Terkadang jika penderitanya anak-anak akan terjadi muntah-muntah, diare, bintik di belakang telinga.
Penyelidikan Epidemiologi (PE)
Penyelidikan epidemiologi penyakit campak yaitu pencarian penderita/tersangka campak lainnya dengan cara melakukan investigasi terhadap orang-orang yang rentan yang terpajan.
Pengobatan dan pencegahan

Campak dapat dicegah dengan imunisasi dengan vaksin MMR (gondong, campak dan rubella) dan sekarang diberikan pada awal 12 atau 15 bulan dari anak, bersama dengan dosis penguat pada usia 4 hingga 6 tahun atau 10-12 usia. Kiranya, orang yang rentan yang terpajan diberikan imunisasi untuk mencegah penularan penyakit. Vaksin virus hidup bila diberikan dalam waktu 72 jam setelah terpajan dapat memberikan perlindungan. IG dapat diberikan dalam waktu 6 hari setelah terpajan bagi anggota keluarga yang rentan dan bagi kontak lainnya dimana orang-orang tersebut mempunyai resiko komplikasi sangat tinggi (terutama kontak yang berumur di  bawah 1 tahun, wanita hamil atau orang-orang dengan kelainan imunologis) atau diberikan kepada orang yang mempunyai kontra indikasi terhadap vaksinasi campak. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat yang menganjurkan imunisasi campak untuk semua bayi, anak remaja dan dewasa muda yang masih rentan. Memberikan imunisasi campak sebagai persyaratan bagi anak-anak yang akan masuk sekolah dan bagi anak-anak pada pusat penitipan anak sampai dengan mahasiswa perguruan tinggi.

C. TUBERKOLOSIS PARU
Identifikasi
Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabakan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Penularan adalah penderita TB BTA positif. Penderita menyebarkan kuman diudara dalam bentuk droplet ( percikan dahak ).
Penyelidikan Epidemiologi
Untuk proses penyelidikan, langkah yang pertama yaitu memasstikan sumber penularan TBC. Melakukan pencarian berapa jumlah penderita khususnya dalam satu ruang lingkup yang berdekatan atau di tempat-tempat umum yang memungkinkan menjadi sumber penularan TBC. Setelah itu. memeriksa  spesimen dahak kepada orang-orang yang terduga menderita TBC.
Tindak Lanjut :
Apabila  ditemukan penderita lain > 3 orang, maka perlu dilakukan pemisahan / isolasi antara penderita yang sudah pasti mengidap TB dengan orang-orang di sekitarnya agar tidak menulari. Perlu juga dilakukan sosialisasi mengenai TBC dan waspadai cara penularannya serta lakukan vaksinasi BCG. Jika tidak ditemukan, cukup dengan sosialisasi TBC kepada warga dan menghimbau warga untuk mengenakan masker.
1.       Pencegahan :
Penyuluhan kepada masyarakat apa itu TBC
2.      Pemberitahuan baik melalui spanduk/iklan tentang bahaya TBC, cara penularan, cara pencegahan, serta manfaat penegakan diagnose dini.
3.      Mensosialisasiklan BCG di masyarakat.
4.      Vaksinasi BCG
5.      Menggunakan isoniazid (INH) sebagai pengobatan preventif untuk mencegah progesivitas infeksi TB laten menjadi TB klinis
6.       Membersihkan lingkungan dari tempat yang kotor dan lembab.
7.      Mengurangi dan menghilangkan adanya kepadatan hunian.
8.       Memberikan imunisasi BCG terhadap mereka yang tidak terinfeksi TB (tes tuberculin negatif), lebih dari 90% akan memberikan hasil tes tuberculin positif.
9.      Bila ada gejala-gejala TBC segera ke Puskesmas/RS, agar dapat diketahui secara dini

D.            LAHIR MATI / KEMATIAN BAYI
Identifiksi
 Kasus kematian bayi memiliki 2 faktor penyebab yaitu factor dari ibu dan dari bayi itu sendiri, maka perlu ditentukan factor utama penyebab kematian bayi di daerah tersebut apakah berasal dari factor ibunya, bayi itu sendiri atau dari factor-faktor lain yang berpotensi mempengaruhi seperti bagaimana kualitas pelayanan kesehatan khususnya untuk ibu mengandung dan melahirkan. Prediksikan juga bagaimana tingkah laku sosial, tingkat pendidikan dan ekonomi rata-rata penduduk di daerah setempat. Lakukan pula pencarian jumlah korban kematian bayi dan seberapa seringnya korban meninggal untuk mengetahui seberapa besar masalah tersebut dan frekuensinya.
Penyelidikan Epidemiologi
Jika sudah diketahui factor utama penyebab masalah kematian bayi, segera rujuk dan lakukan kontroling terhadap masalah tersebut. Jika penyebab utamanya berasal dari sang Ibu maka perlu dilakukan beberapa pengananan lebih lanjut, seperti perbaikan gizi ibu, penjedaan masa kehamilan, pemeriksaan kandungan secara berkala, berikut juga dengan pengadaan tenaga medis yang terlatih. Berkoordinasi dengan pemerintah dan organisasi-organisasi kemasyarakatan yang berwenang di bagian pelayanan kesehatan di daerah tersebut, ikut melakukan sosialisasi pada warga untuk memancing peran serta masyarakat khususnya para ibu di usia subur dan penambahan bidan/ tenaga medis di daerah tersebut. Jika jumlah korban sudah melebihi batas normal ( banyak korban dalam jangka waktu singkat ) perlu dilakukan penanganan serius seperti perlu diberi rujukan kepada tenaga medis yang terlatih.
Pencegahan dan penanggulangan:
Angka kematian bayi baru lahir dapat dicegah dengan intervensi lingkungan dan perilaku. Upaya penyehatan lingkungan seperti penyediaan air minum, fasilitas sanitasi dan higienitas yang memadai, serta pengendalian pencemaran udara mampu meredam jumlah bayi meninggal. Untuk itu pemerintah tidak lelah mengampanyekan pentingnya upaya kesehatan lingkungan dan perilaku hidup sehat. Perawatan sederhana seperti pemberian air susu ibu (ASI) dapat menekan AKB. Telah terbukti, pemberian ASI eksklusif dapat mencegah 13% kematian bayi dan bahkan 19/0 jika dikombinasikan dengan makanan tambahan bayi setelah usia 6 bulan.
E.    KEMATIAN IBU
Identifikasi
Kematian ibu adalah kematian wanita sewaktu hamil, melahirkan, atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan, disebabkan oleh apa pun yang berhubungan dengan kehamilan atau penanganannya, tetapi tidak secara kebetulan atau oleh penyebab tambahan lainnya. 
                  
Penyelidikan Epidemiologi
Menentukan factor utama penyebab kematian Ibu di daerah tersebut dan factor-faktor lain yang berpotensi mempengaruhi seperti bagaimana kualitas pelayanan kesehatan, perilaku individu serta keturunanny dari ibu mengandung dan melahirkan. Setelah itu memprediksikan bagaimana tingkah laku sosial, tingkat pendidikan dan ekonomi rata-rata penduduk di daerah tersebut. Selanjutnya melakukan pencarian jumlah korban kematian ibu dan seberapa banyak korban meninggal untuk mengetahui seberapa besar masalah dan frekuensinya.

Tindak Lanjut :
- Penanganan :
1. Sosialisasi program KB yang memungkinkan ibu yang mempunyai resiko kelahiran dengan resiko kematian ibunya tidak jadi melahirkan karena ikut KB.
2. Pemeriksaan kehamilan dan pelayanan Rujukan dan evaluasi pelayanan kesehatan daerah setempat karena pelayanan kesehatan ( klinik ) yang makin sempurna telah menyelamatkan banyak sekali ibu dari kematiannya.
3. Pendekatan dan prioritas terhadap sasaran dimana sasaran yang dipilih adalah Ibu dan pasangan usia subur dimana ibu menjadi titik sentralnya. Pendekatan sasaran itu harus menghasilkan suatu upaya dengan komitmen dan perhatian yang berkelanjutan.
4. Perbaikan jaringan pelayanan kesehatan, seperti pengadaan tenaga terlatih di pedesaan serta peningkatan kemampuan Puskesmas
REFERENSI
Chin, James, MD, MPH. 2006. Manual Pemberantasan Penyakit Menular. Jakarta: Infomedika