Rabu, 15 Desember 2010

KEJADIAN LUAR BIASA

1. Apa saja kriteria suatu kejadian penyakitdikatakan wabah/ KLB ?

a. Wabah
Adalah berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka. Menteri menetapkan dan mencabut daerah tertentu dalam wilayah Indonesia yang terjangkit wabah sebagai daerah wabah.
b. Kejadian Luar Biasa (KLB)
1) Yaitu suatu kejadian kesakitan/kematian dan atau meningkatnya suatu kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologis pada suatu kelompok penduduk dalam kurun waktu tertentu.” (Peraturan Menteri Kesehatan No.949/Menkes/SK/VIII/2004).
2) Kejadian Luar Biasa (KLB) yaitu munculnya penyakit di luar kebiasaan (base line condition) yang terjadi dalam waktu relatif singkat serta memerlukan upaya penanggulangan secepat mungkin, karena dikhawatirkan akan meluas, baik dari segi jumlah kasus maupun wilayah yang terkena persebaran penyakit tersebut. Kejadian luar biasa pertama di Indonesia dilaporkan oleh David Beylon di Batavia (Jakarta) pada tahun 1779.
Batasan KLB meliputi arti yang luas:
1. Meliputi semua kejadian penyakit, dapat suatu penyakit infeksi akut kronis ataupun penyakit non infeksi.
2. Tidak ada batasan yang dapat dipakai secara umum untuk menentukan jumlah penderita yang dapat dikatakan sebagai KLB. Hal ini selain karena jumlah kasus sangat tergantung dari jenis dan agen penyebabnya, juga karena keadaan penyakit akan bervariasi menurut tempat (tempat tinggal, pekerjaan) dan waktu (yang berhubungan dengan keadaan iklim) dan pengalaman keadaan penyakit tersebut sebelumnya.
3. Tidak ada batasan yang spesifik mengenai luas daerah yang dapat dipakai untuk menentukan KLB, apakah dusun, desa, kecamatan, kabupaten atau meluas satu propinsi dan negara. Luasnya daerah sangat tergantung dari cara penularan penyakit tersebut.
4. Waktu yang digunakan untuk menentukan KLB juga bervariasi. KLB dapat terjadi dalam beberapa jam, beberapa hari atau minggu atau beberapa bulan maupun tahun.
Kriteria Kerja KLB
1. Timbulnya suatu penyakit/menular yg sebelumnya tdk ada atau tdk dikenal
2. Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus menerus selama 3 kurun waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya
3. Peningkatan kejadian/kematian ≥ 2 x dibandingkan dg periode sebelumnya
4. Jumlah penderita baru dl satu bulan menunjukkan kenaikan ≥ 2 x bila dibandingkan dg angka rata-rata per bulan tahun sebelumnya
5. Angka rata-rata per bulan selama satu tahun menunjukkan kenaikan ≥ 2 x dibandingkan angka rata-rata per bulan dari tahun sebelumnya
6. CFR suatu penyakit dl suatu kurun waktu tertentu menunjukkkan kenaikan 50% atau
lebih dibanding CFR periode sebelumnya
7. Proporsional Rate penderita baru dr suatu periode ttt menunjukkan kenaikan ≥ 2 x dibandingkan periode yg sama dan kurun waktu/tahun sebelumnya
8. Beberapa penyakit khusus: Kholera, DHF/DSS:
a. Setiap peningkatan kasus dr periode sebelumnya (pd daerah endemis)
b Terdapat satu/lebih penderita baru dimana pada periode 4 minggu sebelumnya daerah tersebut dinyatakan bebas dari penyakit tersebut
9. Beberapa penyakit yg dialami 1 atau lebih penderita:
a. Keracunan makanan
b. Keracunan pestisida

2. Apa yang dimaksud dengan “Herd Immunity”.?
Heard immunity adalah pertahanan kelompok / pertahanan sekelompok masyarakat terhadap masuknya dan menyebarnya agen infeksi, karena sebagian besar anggota kelompok tersebut memiliki daya tahan terhadap infeksi yang berbeda –beda. Kekebalan kelompok diakibatkan oleh menurunnya peluang penularan bibit penyakit dari penderita yang terinfeksi kepada orang sehat yang rentan bila sebagian besar anggota kelompok tersebut memiliki ketahanan yang tunggi terhadap penyakit itu. Herd Immunity bisa dikatakan jika bahwa antara masyarkat yang kebal dan tidak kebal terhadap suatu penyakit tidak mengelompok sendiri-sendiri sehingga penyebaran penyakit bisa menurun dalam suatu kelompok tertentu. Teori Herd immunity menyatakan bahwa, dalam penyakit menular yang ditularkan dari individu ke individu, rantai infeksi mungkin akan terganggu ketika sejumlah besar populasi kebal terhadap penyakit. Semakin besar proporsi individu yang kebal, semakin kecil kemungkinan bahwa individu rentan akan datang ke dalam kontak dengan individu menular.

3. Apa yang seharusnya kita lakukan agar fenomena Wabah/ KLB dapat dicegah..? Penanggulangan KLB:

Program Penanggulangan KLB adalah suatu proses manajemen yang bertujuan agar KLB tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat. Pokok program penanggulangan KLB adalah identifikasi ancaman KLB secara nasional, propinsi dan kabupaten/kota; upaya pencegahan terjadinya KLB dengan melakukan upaya perbaikan kondisi rentan KLB;
a. penyelenggaraan SKDKLB,
b. kesiapsiagaan menghadapi kemungkinan adanya KLB dan
c. tindakan penyelidikan dan penanggulangan KLB yang cepat dan tepat.
Kajian Epidemiologi Ancaman KLB
Untuk mengetahui adanya ancaman KLB, maka dilakukan kajian secara terus menerus dan sistematis terhadap berbagai jenis penyakit berpotensi KLB dengan menggunakan bahan kajian
a. data surveilans epidemiologi penyakit berpotensi KLB,
b. kerentanan masyarakat, antara lain status gizi dan imunisasi,
c. kerentanan lingkungan,
d. kerentanan pelayanan kesehatan,
e. ancaman penyebaran penyakit berpotensi KLB dari daerah atau negara lain,
f. sumber data lain dalam jejaring surveilans epidemiologi.
Sumber data surveilans epidemiologi penyakit berpotensi KLB adalah :
a. laporan KLB/wabah dan hasil penyelidikan KLB,
b. data epidemiologi KLB dan upaya penanggulangannya,
c. surveilans terpadu penyakit berbasis KLB,
d. sistem peringatan dini-KLB di rumah sakit .
Berdasarkan kajian epidemiologi dirumuskan suatu peringatan kewaspadaan dini KLB pada daerah dan periode waktu tertentu.

Pencegahan KLB
Peringatan kewaspadaan dini KLB dan atau terjadinya peningkatan KLB pada daerah tertentu dibuat untuk jangka pendek (periode 3-6 bulan yang akan datang) dan disampaikan kepada semua unit terkait di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Propinsi, Departemen Kesehatan, sektor terkait dan anggota masyarakat, sehingga mendorongpeningkatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan terhadap KLB di Unit Pelayanan Kesehatan dan program terkait serta peningkatan kewaspadaan masyarakat perorangan dan kelompok
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menyelenggarakan kegiatan
sebagai berikut :
1. Menyebarluaskan informasi perkembangan penyakit berpotensi KLB dan adanya ancaman KLB kepada program terkait di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan sektor terkaitdi kabupaten/kota secara teratur setiap bulan.
2. Apabila teridentifikasi adanya ancaman KLB yang sangat penting dan mendesak, maka dalam waktu secepat-cepatnya memberikan peringatan kewaspadaan dini KLB kepada program terkait dilingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, sector terkait kabupaten/kota, Unit Pelayanan Kesehatan di Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Propinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota berbatasan dan masyarakat
3. Memberikan informasi perkembangan penyakit berpotensi KLB dan adanya ancaman KLB dalam jangka panjang untuk mendorong kesiapsiagaan KLB secara teratur setiap tahun.

Contoh Prosedur Penanggulangan KLB/Wabah Penyakit Diare:
1. Masa pra KLB
Informasi kemungkinan akan terjadinya KLB / wabah adalah dengan melaksanakan Sistem
Kewaspadaan Dini secara cermat, selain itu melakukakukan langkah-langkh lainnya :
1. Meningkatkan kewaspadaan dini di puskesmas baik SKD, tenaga dan logistik.
2. Membentuk dan melatih TIM Gerak Cepat puskesmas.
3. Mengintensifkan penyuluhan kesehatan pada masyarakat
4. Memperbaiki kerja laboratorium
5. Meningkatkan kerjasama dengan instansi lain
Tim Gerak Cepat (TGC) :
Sekelompok tenaga kesehatan yang bertugas menyelesaikan pengamatan dan penanggulangan wabah di lapangan sesuai dengan data penderita puskesmas atau data penyelidikan epideomologis. Tugas /kegiatan
a. Pengamatan :
• Pencarian penderita lain yang tidak datang berobat.
• Pengambilan usap dubur terhadap orang yang dicurigai terutama anggota keluarga
• Pengambilan contoh air sumur, sungai, air pabrik dll yang diduga tercemari dan sebagai sumber penularan.
• Pelacakan kasus untuk mencari asal usul penularan dan mengantisipasi penyebarannya
• Pencegahan dehidrasi dengan pemberian oralit bagi setiap penderita yang ditemukan di lapangan.
• Penyuluhahn baik perorang maupun keluarga
• Membuat laporan tentang kejadian wabah dan cara penanggulangan secara lengkap
2. Pembentukan Pusat Rehidrasi
Untuk menampung penderita diare yang memerlukan perawatan dan pengobatan.
b. Tugas pusat rehidrasi :
• Merawat dan memberikan pengobatan penderita diare yang berkunjung.
• Melakukan pencatatan nama , umur, alamat lengkap, masa inkubasi, gejala diagnosa dsb.
• Memberikan data penderita ke Petugas TGC
• Mengatur logistik
• Mengambil usap dubur penderita sebelum diterapi.
• Penyuluhan bagi penderita dan keluarga
• Menjaga pusat rehidrasi tidak menjadi sumber penularan (lisolisasi).
• Membuat laporan harian, mingguan penderita diare yang dirawat.(yang diinfus, tdk diinfus

Jumat, 12 November 2010

PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI

A.   MALARIA
Identifikasi
Malaria adalah penyakit akut dan dapat menjadi kronik yang disebabkan oleh protozoa (genus plasmodium) yang hidup intra sel (Iskandar Zulkarnain, 1999). Malaria adalah penyakit infeksi yang dapat bersifat akut maupun kronik, disebabkan oleh protozoa genus plasmodium ditandai dengan demam, anemia dan splenomegali. Penyakit malaria disebabkan oleh bibit penyakit yang hidup di dalam darah manusia. Bibit penyakit tersebut termasuk binatang bersel satu, tergolong amuba yang disebut Plasmodium. Ada empat macam plasmodium yang menyebabkan malaria:
  1. Falciparum, penyebab penyakit malaria tropika. Jenis malaria ini bisa menimbulkan kematian.
  2. Vivax, penyebab malaria tersiana. Penyakit ini sukar disembuhkan dan sulit kambuh.
  3. Malariae, penyebab malaria quartana. Di Indonesia penyakit ini tidak banyak ditemukan.
  4. Ovale, penyebab penyakit malaria Ovale. Tidak terdapat di Indonesia.
Kerja plasmodium adalah merusak sel-sel darah merah. Dengan perantara nyamuk anopheles, plasodium masuk ke dalam darah manusian dan berkembang biak dengan membelah diri.
Penyelidikan Epidemiologi (PE)
Pada penyelidikan ini harus benar-benar dilakukan pencarian penderita dengan memeriksa jentik-jentik nyamuk yang mengandung parasit Plasmodium dengan radius sekurang-kurangnya 100 meter, serta tempat-tempat yang diduga sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk Anopheles. Seperti  Selain itu, menyelidiki juga kebiasaan warga yang terkena malaria dengan mengisi kuisioner yang telah dibuat.
Tindakan dan Pengobatan:
  1. Memutus rantai penularan dengan memilih mata rantai yang paling lemah. Mata rantai tersebut adalah penderita dan nyamuk malaria.
  2. Seluruh penderita yang memiliki tanda-tanda malaria diberi pengobatan pendahuluan dengan tujuan untuk menghilangkan rasa sakit dan mencegah penularan selama 10 hari.
  3. Bagi penderita yang dinyatakan positif menderita malaria setelah diuji di laboratorium, akan diberi pengobatan secara sempurna.
  4. Bagi orang-orang yang akan masuk ke daerah endemis malaria seperti para calon transmigran, perlu diberi obat pencegahan.
Tindakan-tindakan Pencegahan:
  1. Usahakan tidur dengan kelambu, memberi kawat kasa, memakai obat nyamuk bakar, menyemprot ruang tidur, dan tindakan lain untuk mencegah nyamuk berkembang di rumah.
  2. Usaha pengobatan pencegahan secara berkala, terutama di daerah endemis malaria.
  3. Menjaga kebersihan lingkungan dengan membersihkan ruang tidur, semak-semak sekitar rumah, genangan air, dan kandang-kandang ternak.
  4. Memperbanyak jumlah ternak seperti sapi, kerbau, kambing, kelinci dengan menempatkan mereka di luar rumah di dekat tempat nyamuk bertelur.
  5. Memelihara ikan pada air yang tergenang, seperti kolam, sawah dan parit. Atau dengan memberi sedikit minyak pada air yang tergenang.
  6. Menanam padi secara serempak atau diselingi dengan tanaman kering atau pengeringan sawah secara berkala
  7. Menyemprot rumah dengan DDT.

B.       CAMPAK
Identifikasi
Campak adalah salah satu yang paling umum infeksi menular anak-anak disebabkan oleh virus Rubella.Penyakit ini adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, ditandai dengan demam, batuk, pilek, konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini biasanya menyerang anak-anak pra sekolah dan anak-anak SD, meskipun tidak menutup kemungkinan menyerang orang dewasa yang belum pernah terkena penyakit ini. Jika orang sudah terkena campak maka sepanjang hidupnya tidak akan terkena penyakit ini lagi. Gejala-gejala yang nampak pada penderita campak antara lain; demam tinggi, bintik putih pada bagian dalam pipi sebelah depan gigi geraham, mata merah dan berairi, tenggorokan sakit, pilek, batuk kering. Terkadang jika penderitanya anak-anak akan terjadi muntah-muntah, diare, bintik di belakang telinga.
Penyelidikan Epidemiologi (PE)
Penyelidikan epidemiologi penyakit campak yaitu pencarian penderita/tersangka campak lainnya dengan cara melakukan investigasi terhadap orang-orang yang rentan yang terpajan.
Pengobatan dan pencegahan

Campak dapat dicegah dengan imunisasi dengan vaksin MMR (gondong, campak dan rubella) dan sekarang diberikan pada awal 12 atau 15 bulan dari anak, bersama dengan dosis penguat pada usia 4 hingga 6 tahun atau 10-12 usia. Kiranya, orang yang rentan yang terpajan diberikan imunisasi untuk mencegah penularan penyakit. Vaksin virus hidup bila diberikan dalam waktu 72 jam setelah terpajan dapat memberikan perlindungan. IG dapat diberikan dalam waktu 6 hari setelah terpajan bagi anggota keluarga yang rentan dan bagi kontak lainnya dimana orang-orang tersebut mempunyai resiko komplikasi sangat tinggi (terutama kontak yang berumur di  bawah 1 tahun, wanita hamil atau orang-orang dengan kelainan imunologis) atau diberikan kepada orang yang mempunyai kontra indikasi terhadap vaksinasi campak. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat yang menganjurkan imunisasi campak untuk semua bayi, anak remaja dan dewasa muda yang masih rentan. Memberikan imunisasi campak sebagai persyaratan bagi anak-anak yang akan masuk sekolah dan bagi anak-anak pada pusat penitipan anak sampai dengan mahasiswa perguruan tinggi.

C. TUBERKOLOSIS PARU
Identifikasi
Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabakan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Penularan adalah penderita TB BTA positif. Penderita menyebarkan kuman diudara dalam bentuk droplet ( percikan dahak ).
Penyelidikan Epidemiologi
Untuk proses penyelidikan, langkah yang pertama yaitu memasstikan sumber penularan TBC. Melakukan pencarian berapa jumlah penderita khususnya dalam satu ruang lingkup yang berdekatan atau di tempat-tempat umum yang memungkinkan menjadi sumber penularan TBC. Setelah itu. memeriksa  spesimen dahak kepada orang-orang yang terduga menderita TBC.
Tindak Lanjut :
Apabila  ditemukan penderita lain > 3 orang, maka perlu dilakukan pemisahan / isolasi antara penderita yang sudah pasti mengidap TB dengan orang-orang di sekitarnya agar tidak menulari. Perlu juga dilakukan sosialisasi mengenai TBC dan waspadai cara penularannya serta lakukan vaksinasi BCG. Jika tidak ditemukan, cukup dengan sosialisasi TBC kepada warga dan menghimbau warga untuk mengenakan masker.
1.       Pencegahan :
Penyuluhan kepada masyarakat apa itu TBC
2.      Pemberitahuan baik melalui spanduk/iklan tentang bahaya TBC, cara penularan, cara pencegahan, serta manfaat penegakan diagnose dini.
3.      Mensosialisasiklan BCG di masyarakat.
4.      Vaksinasi BCG
5.      Menggunakan isoniazid (INH) sebagai pengobatan preventif untuk mencegah progesivitas infeksi TB laten menjadi TB klinis
6.       Membersihkan lingkungan dari tempat yang kotor dan lembab.
7.      Mengurangi dan menghilangkan adanya kepadatan hunian.
8.       Memberikan imunisasi BCG terhadap mereka yang tidak terinfeksi TB (tes tuberculin negatif), lebih dari 90% akan memberikan hasil tes tuberculin positif.
9.      Bila ada gejala-gejala TBC segera ke Puskesmas/RS, agar dapat diketahui secara dini

D.            LAHIR MATI / KEMATIAN BAYI
Identifiksi
 Kasus kematian bayi memiliki 2 faktor penyebab yaitu factor dari ibu dan dari bayi itu sendiri, maka perlu ditentukan factor utama penyebab kematian bayi di daerah tersebut apakah berasal dari factor ibunya, bayi itu sendiri atau dari factor-faktor lain yang berpotensi mempengaruhi seperti bagaimana kualitas pelayanan kesehatan khususnya untuk ibu mengandung dan melahirkan. Prediksikan juga bagaimana tingkah laku sosial, tingkat pendidikan dan ekonomi rata-rata penduduk di daerah setempat. Lakukan pula pencarian jumlah korban kematian bayi dan seberapa seringnya korban meninggal untuk mengetahui seberapa besar masalah tersebut dan frekuensinya.
Penyelidikan Epidemiologi
Jika sudah diketahui factor utama penyebab masalah kematian bayi, segera rujuk dan lakukan kontroling terhadap masalah tersebut. Jika penyebab utamanya berasal dari sang Ibu maka perlu dilakukan beberapa pengananan lebih lanjut, seperti perbaikan gizi ibu, penjedaan masa kehamilan, pemeriksaan kandungan secara berkala, berikut juga dengan pengadaan tenaga medis yang terlatih. Berkoordinasi dengan pemerintah dan organisasi-organisasi kemasyarakatan yang berwenang di bagian pelayanan kesehatan di daerah tersebut, ikut melakukan sosialisasi pada warga untuk memancing peran serta masyarakat khususnya para ibu di usia subur dan penambahan bidan/ tenaga medis di daerah tersebut. Jika jumlah korban sudah melebihi batas normal ( banyak korban dalam jangka waktu singkat ) perlu dilakukan penanganan serius seperti perlu diberi rujukan kepada tenaga medis yang terlatih.
Pencegahan dan penanggulangan:
Angka kematian bayi baru lahir dapat dicegah dengan intervensi lingkungan dan perilaku. Upaya penyehatan lingkungan seperti penyediaan air minum, fasilitas sanitasi dan higienitas yang memadai, serta pengendalian pencemaran udara mampu meredam jumlah bayi meninggal. Untuk itu pemerintah tidak lelah mengampanyekan pentingnya upaya kesehatan lingkungan dan perilaku hidup sehat. Perawatan sederhana seperti pemberian air susu ibu (ASI) dapat menekan AKB. Telah terbukti, pemberian ASI eksklusif dapat mencegah 13% kematian bayi dan bahkan 19/0 jika dikombinasikan dengan makanan tambahan bayi setelah usia 6 bulan.
E.    KEMATIAN IBU
Identifikasi
Kematian ibu adalah kematian wanita sewaktu hamil, melahirkan, atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan, disebabkan oleh apa pun yang berhubungan dengan kehamilan atau penanganannya, tetapi tidak secara kebetulan atau oleh penyebab tambahan lainnya. 
                  
Penyelidikan Epidemiologi
Menentukan factor utama penyebab kematian Ibu di daerah tersebut dan factor-faktor lain yang berpotensi mempengaruhi seperti bagaimana kualitas pelayanan kesehatan, perilaku individu serta keturunanny dari ibu mengandung dan melahirkan. Setelah itu memprediksikan bagaimana tingkah laku sosial, tingkat pendidikan dan ekonomi rata-rata penduduk di daerah tersebut. Selanjutnya melakukan pencarian jumlah korban kematian ibu dan seberapa banyak korban meninggal untuk mengetahui seberapa besar masalah dan frekuensinya.

Tindak Lanjut :
- Penanganan :
1. Sosialisasi program KB yang memungkinkan ibu yang mempunyai resiko kelahiran dengan resiko kematian ibunya tidak jadi melahirkan karena ikut KB.
2. Pemeriksaan kehamilan dan pelayanan Rujukan dan evaluasi pelayanan kesehatan daerah setempat karena pelayanan kesehatan ( klinik ) yang makin sempurna telah menyelamatkan banyak sekali ibu dari kematiannya.
3. Pendekatan dan prioritas terhadap sasaran dimana sasaran yang dipilih adalah Ibu dan pasangan usia subur dimana ibu menjadi titik sentralnya. Pendekatan sasaran itu harus menghasilkan suatu upaya dengan komitmen dan perhatian yang berkelanjutan.
4. Perbaikan jaringan pelayanan kesehatan, seperti pengadaan tenaga terlatih di pedesaan serta peningkatan kemampuan Puskesmas
REFERENSI
Chin, James, MD, MPH. 2006. Manual Pemberantasan Penyakit Menular. Jakarta: Infomedika



Senin, 18 Oktober 2010

PERANAN EPIDEMIOLOGI DALAM KESEHATAN

BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Untuk dapat memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, mencegah dan mengobati penyakit serta  memulihkan kesehatan masyarakat perlu disediakan dan diselenggarakan Pelayanan Kesehatan Masyarakat ( Public Health Service ) yang sebaik – baiknya. Oleh karena itu pelayanan kesehatan masyarakat yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan ( Health Needs ) dari masyarakat. Namun dalam praktek sehari – hari ternyata tidaklah mudah untuk menyediakan dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat yang maksimal.
 Masalah pokok yang dihadapi adalah sulitnya merumuskan kebutuhan kesehatan yang ada dalam masyarakat karena pola kehidupan masyarakat yang beraneka ragam sehingga mengakibatkan kebutuhan kesehatan yang ditemukan juga beraneka ragam. Untuk mengatasinya, telah diperoleh semacam kesepakatan bahwa perumusan kebutuhan kesehatan dapat dilakukan jika diketahui masalah kesehatan yang ada di masyarakat. Misalnya ; apabila dalam suatu masyarakat banyak ditemukan masalah kesehatan berupa penyakit menular ( TBC ), maka pelayanan kesehatan yang disediakan akan lebih diarahkan kepada upaya untuk mengatasi masalah penyakit menular tersebut. Apabila hal ini kemudian dikaitkan dengan upaya untuk mengetahui Frekwensi, Penyebaran dan Faktor – factor yang mempengaruhi suatu masalah kesehatan dalam masyarakat, maka tercakup dalam suatu cabang Ilmu Khusus yang disebut dengan Epidemiologi. Dan Epidemiologi ini merupakan inti dari Ilmu Kesehatan Masyarakat. (Gordis, 2000 ). Itulah sebabnya kita perlu mempelajari dan mengembangkan epidemiologI agar masalah kesehatan khusunya di Indonesia dapat terselesaikan dengan cepat dan tepat.
B.     TUJUAN PENULISAN
1.      Mengetahui Definisi Epidemiologi
2.       Mengetahui jenis dan ruang lingkup Epidemiologi
3.     Mengetahui manfaat dan kegunaan Epidemiologi
4.     Mengetahui tujuan dari ilmu Epidemiologi
5.     Mengetahui peranan Epidemiologi pada kesehatan
C.    MANFAAT PENULISAN
1.      Mahasiswa dapat mengetahui definisi dari Epidemiologi
2.       Mahasiswa dapat mengerti jenis dan ruang lingkup Epidemiologi
3.     Mahasiswa dapat mengetahui manfaat dan kegunaan Epidemiologi
4.     Mahasiswa dapat mengetahui tujuan Epidemiologi
5.     Mahasiwa peranan ilmu Epidemiologi pada kesehatan


BAB II
PEMBAHASAN
  1. PENGERTIAN
1.      Pengertian Epidemiologi Menurut Asal Kata
Epidemiologi adalah cabang ilmu yang mempelajari tentang seberapa sering penyakit dialami oleh suatu kelompok orang yang berbeda dan mencari tahu bagaimana bisa terjadi. Terminologi Epidemiologi :
Epidemiologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu:
Epi = yang berkaitan
Demos =  masyarakat, daerah
Logos = ilmu
Jadi epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku dalam masyarakat. Sedangkan dalam pengertian modern pada saat ini EPIDEMIOLOGI adalah :“Ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan distribusi (penyebaran) serta determinat masalah kesehatan pada sekelompok orang/masyarakat serta determinannya (faktor – factor yang mempengaruhinya). Suatu ilmu yang awalnya mempelajari timbulnya, perjalanan, dan pencegahan pada penyakit infeksi menular. Tapi dalam perkembangannya hingga saat ini masalah yang dihadapi penduduk tidak hanya penyakit menular saja, melainkan juga penyakit tidak menular, penyakit degenaratif, kanker, penyakit jiwa, kecelakaan lalu lintas, dan sebagainya. Oleh karena itu, epidemiologi telah menjangkau hal tersebut.
 Dari definisi tersebut di atas, dapat dilihat bahwa dalam pengertian epidemiologi terdapat 3 hal Pokok yaitu :
a.      Frekwensi masalah kesehatan
Frekwensi yang dimaksudkan disini menunjuk pada besarnya masalah kesehatan yang terdapat pada sekelompok manusia/masyarakat. Untuk dapat mengetahui frekwensi suatu masalah kesehatan dengan tepat, ada 2 hal yang harus dilakukan yaitu :
·         Menemukan masalah kesehatan yang dimaksud.
·         Melakukan pengukuran atas masalah kesehatan yang ditemukan tersebut
b.      Distribusi ( Penyebaran ) masalah kesehatan.
Yang dimaksud dengan Penyebaran / Distribusi masalah kesehatan disini adalah menunjuk kepada pengelompokan masalah kesehatan menurut suatu keadaan tertentu. Keadaan tertentu yang dimaksudkan dalam epidemiologi adalah :
·            Menurut Ciri – ciri Manusia ( MAN )
·            Menurut Tempat ( PLACE )
·            Menurut Waktu ( TIME )


c.       Determinan ( Faktor – factor yang mempengaruhi )
Yang dimaksud disini adalah menunjuk kepada factor penyebab dari suatu penyakit / masalah kesehatan baik yang menjelaskan Frekwensi, penyebaran ataupun yang menerangkan penyebab munculnya masalah kesehatan itu sendiri. Dalam hal ini ada 3 langkah yang lazim dilakukan yaitu :
a. Merumuskan Hipotesa tentang penyebab yang dimaksud.
b. Melakukan pengujian terhadap rumusan Hipotesa yang telah disusun.
c. Menarik kesimpulan.

2.      Pengertian Epidemiologi Menurut Pendapat Para Ahli
Sebagai ilmu yang selalu berkembang, Epidemiologi senantiasa mengalami perkembangan pengertian dan karena itu pula mengalami modifikasi dalam atasan/definisinya. Beberapa definisi telah dikemukakan oleh para pakar epidemiologi,
Beberapa diantaranya adalah :
a.       Greenwood ( 1934 )
Mengatakan bahwa Epidemiologi mempelajari tentang penyakit dan segala macam kejadian yang mengenai kelompok ( herd ) penduduk. Kelebihannya adalah adanya penekanan pada Kelompok Penduduk yang mengarah kepada Distribusi suatu penyakit.
b.      Brian Mac Mahon ( 1970 )
Epidemiology is the study of the distribution and determinants of disease frequency in man. Epidemiologi adalah Studi tentang penyebaran dan penyebab frekwensi penyakit pada manusia dan mengapa terjadi distribusi semacam itu. Di sini sudah mulai menentukan Distribusi Penyakit dan mencari Penyebab terjadinya Distribusi dari suatu penyakit.
c.        Wade Hampton Frost ( 1972 )
Mendefinisikan Epidemiologi sebagai Suatu pengetahuan tentang fenomena massal ( Mass Phenomen ) penyakit infeksi atau sebagai riwayat alamiah ( Natural History ) penyakit menular. Di sini tampak bahwa pada waktu itu perhatian epidemiologi hanya ditujukan kepada masalah penyakit infeksi yang terjadi/mengenai masyarakat/massa.
d.      Anders Ahlbom & Staffan Norel ( 1989 )
Epidemiologi adalah Ilmu Pengetahuan mengenai terjadinya penyakit pada populasi manusia.
e.       Gary D. Friedman ( 1974 )
Epidemiology is the study of disease occurance in human populations.
f.       Abdel R. Omran ( 1974 )
Epidemiologi adalah suatu ilmu mengenai terjadinya dan distribusi keadaan kesehatan, penyakit dan perubahan pada penduduk, begitu juga determinannya serta akibat – akibat yang terjadi pada kelompok penduduk.
g.      Barbara Valanis
Epidemiology is term derived from the greek languang ( epid = upon ; demos = people ; logos = science ).
h.      Last ( 1988 )
Epidemiology is study of the distribution and determinants of health – related states or events in specified population and the application of this study to control of problem
i.        Elizabeth Barrett
Epidemiology is study of the distribution and causes of diseases.
j.        Hirsch ( 1883 )
Epidemiologi adalah suatu gambaran kejadian, penyebaran dari jenis – jenis penyakit pada manusia pada saat tertentu di berbagai tempat di bumi dan mengkaitkan dengan kondisi eksternal
k.       Judith S. Mausner ; Anita K. Bahn
Epidemiology is concerned with the extend and types of illness and injuries in groups of people and with the factors which influence their distribution.
l.        Robert H. Fletcher ( 1991
Epidemiologi adalah disiplin riset yang membahas tentang distribusi dan determinan penyakit dalam populasi.
m.    Lewis H. Rohf ; Beatrice J. Selwyn
Epidemiology is the description and explanation of the differences in accurence of events of medical concern in subgroup of population, where the population has been subdivided according to some characteristic believed to influence of the event.
n.      Lilienfeld ( 1977 )
Epidemiologi adalah suatu metode pemikiran tentang penyakit yang berkaitan dengan penilaian biologis dan berasal dari pengamatan suatu tingkat kesehatan populasi
o.      Moris ( 1964 )
Epidemiologi adalah suatu pengetahuan tentang sehat dan sakit dari suatu penduduk.

3.       Pengertian Epidemiologi ditinjau dari berbagai ASPEK sesuai dengan tujuan masing-masing :
a.        Aspek Akademik
Epidemiologi berarti analisis data kesehatan,social ekonomi dan kecenderungan  yang terjadi utk mengadakan identifikasi dan interpretasi perubahan keadaan yang terjadi atau akan terjadi dimasyarakat umum atau kelompok penduduk tertentu.

b.      Aspek Praktis
Epidemiologi merupakan ilmu yang ditujukan pada upaya pencegahan penyebaran penyakit yang menimpa individu ,kelompok atau masyarakat umum.
c.       Aspek Klinis
Epidemiologi berarti suatu usaha untuk mendeteksi secara dini perubahan insidensi atau prevalensi melalui penemuan klinis atau laboratories pada awal KLB .
d.      Aspek Administrative
Suatu usaha untuk mengetahui status kesehatan masyarakat disuatu wilayah atau Negara agar dapat diberikan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

  1. JENIS DAN RUANG LINGKUP EPIDEMIOLOGI
1.       Jenis Epidemiologi
a.   Epidemiologi Deskriptif
Disebut epidemiologi deskriptif apabila hanya mempelajari tentang frekwensi dan penyebaran suatu masalah kesehatan saja, tanpa memandang perlu mencarikan jawaban terhadap faktoe faktor penyebab yang mempengaruhi frekwensi, penyebaran atau munculnya masalah kesehatan tersebut. Hasil dari pekerjaan ini hanya menjawab pertanyaan siapa (who), dimana (where) dan kapan (when) dari timbulnya masalah kesehatan. Tetapi tidak menjawab pertanyaan kenapa (why) timbulnya masalah kesehatan tersebut.
b.   Epidemiologi Analitik
Disebut epidemiologi analitik bila telah mencakup pencarian jawaban terhadap penyebab terjadinya frekwensi, penyebaran serta munculnya suatu masalah kesehatan.disini diupayakan tersedianya jawaban terhadap faktor faktor penyebab yang dimaksud(why), untuk kemudian dianalisa hubungannya dengan akibat yang ditimbulkan. Adapun yang disebut sebagai penyebab disini menunjuk kepada faktor faktor yang mempengaruhi, sedangkan akibat menunjuk kepada frekwensi, penyebaran serta adanya suatu masalah kesehatan.
Secara umum perbedaan antara Epidemiologi Deskriptif dan analitik adalah sebagai berikut:
PENELITIAN EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF
PENELITIAN EPIDEMIOLOGI ANALITIK
·         Hanya menjelaskan keadaan suatu masalah kesehatan (who, where, when)

·         Pengumpulan, pengolahan, penyajian dan intepretasi data hanya pada satu kelompok masyarakat saja
·         Tidak bermasksud membuktikan suatu hipotesa
·         Juga menjelaskan mengapan suatu masalah kesehatan timbul di masyarakat (why)
·         Pengumpulan, pengolahan, penyajian dan intepretasi data dilakukan terhadap dua kelompok masyarakat
·         Bermaksud membuktikan suatu hipotesa
 
2.      Ruang Lingkup Epidemiologi
Terhadap masalah kesehatan yang ada, epidemiologi memberikan pendekatan khusus, mulai dari mengidentifikasi sampai mengevaluasi keadaan kesehatan. Ruang lingkup epidemiologi dalam masalah kesehatan tersebut diatas dapat meliputi 6E, yakni:
  1. Etiologi
Berkaitan dengan lingkungan kegiatan epidemiologi dalam mengidentifikasi penyebab penyakit dan masalah kesehatan lainnya.
  1. Efikasi
Berkaitan dengan efek atau daya optimal yang sudah diperoleh dari adanya intervensi kesehatan. Efikasi dimaksudkan untuk melihat hasil atau efek dari suatu intervensi.
  1. Efektifitas
Adalah Besarnya hasil yang dapat diperoleh dari suatu tindakan dan besarnya perbedaan dari suatu tindakan yang satu dengan lainnya. Ditujukan untuk mengetahui efek intervensi atau pelayanan dalam berbagai kondisi lapangan yang berbeda beda.
  1.  Efisiensi
Adalah konsep ekonomi yang melihat pengaruh yang dapat diperoleh berdasarkan besarnya biaya yang diberikan. Efisiensi ditujukan untuk mengetahui kegunaan dan hasil yang diperoleh berdasarkan ekonomi yang dikeluarkan.
  1. Evaluasi
Adalah penilaian secara keseluruhan keberhasilan suatu pengobatan atau program kesehatan masyarak
  1. Edukasi
Adalah intervensi berupa peningkatan pengetahuan tentang kesehatan masyarakat sebagai bagian dari upaya pencegahan penyakit.












C.    BAGIAN YANG BERPERAN DALAM EPIDEMIOLOGI
  1. TUJUAN EPIDEMIOLOGI
Ada 4 ( Empat ) Tujuan Epidemiologi menurut Risser dan Risser 2002, Gordis 2000, Gerstman 1998, Kleinbaum et.al. 1982 adalah :
1. Mendeskripsikan Distribusi, kecenderungan dan riwayat alamiah suatu penyakit atau keadaan kesehatan populasi.
2. Menjelaskan etiologi penyakit.
3. Meramalkan kecadian penyakit.
4. Mengendalikan distribusi penyakit dan masalah kesehatan populasi.
Menurut Lilienfeld dan liliendfeld ada 3 (Tiga) Tujuan Umum Studi Epidemiologi :
1.      Untuk menjelaskan Etiologi ( studi tentang penyebab penyakit )suatu penyakit atau sekelompok penyakit ,kondisi gangguan, ketidakmampuan, sindrom atau kematian melalui analisis terhadap data medis dan epidemiologis dengan menggunakan manajemen informasi.
2.      Untuk menentukan apakah data epidemiologi yang ada memang konsisten dengan hipotesis yang diajukan dan dengan ilmu pengetahuan,ilmu perilaku,dan ilmu biomedis yang baru.
3.      Untuk memberikan dasar bagi pengembangan langkah2 pengendalian dan prosedur pencegahan bagi kelompok dan populasi yang berresiko dan untuk pengembangan langkah2 dan kegiatan kesehatan masyarakat yang diperlukan ,yang kesemuanya itu akan digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan langkah2 ,kegiatan dan program intervensi.

  1. MANFAAT / KEGUNAAN EPIDEMIOLOGI
1.      Untuk Mempelajari / Menjelaskan Riwayat Penyakit atau Perkembangan Alamiah Suatu Penyakit.
Salah satu masalah kesehatan yang sangan penting adalah tentang Penyakit. Dengan menggunakan metode Epidemiologi dapat diterangkan Riwayat Perkembangan Alamiah Suatu Penyakit (Natural History of Disease). Dengan pengetahuan tersebut dapat dilakukan berbagai upaya untuk menghentikan perjalanan penyakit sehingga perkembangan penyakit tidak berkelanjutan. Manfaat atau peranan epidemiologi dalam hal ini adalah tersedianya keterangan tentang Frekuensi dan penyebaran penyakit, baik menurut Waktu, Orang dan Tempat.
2.      Menerangkan Penyebab Suatu Masalah Kesehatan dan Sumber Penyakit
Dengan diketahuinya Penyebab suatu masalah kesehatan, maka dapat disusun langkah – langkah penanggulangannya, baik yang bersifat pencegahan maupun pengobatan.
3.      Mengkaji Resiko dan Menerangkan Keadaan Suatu Masalah Kesehatan
Karena Epidemiologi mempelajari tentang Frekuensi dan Penyebaran Suatu Masalah Kesehatan, maka akan diperoleh keterangan tentang keadaan masalah kesehatan dan resikonya. Keadaan yang dimaksud merupakan perpaduan dari keterangan menurut ciri – ciri Manusia, Tampat dan Waktu.  Perpaduan dari ketiga ciri ini menghasilkan 4 (empat) Keadaan Masalah Kesehatan, yaitu :
a.       Epidemi
Keadaan dimana suatu masalah kesehatan (penyakit) yang ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang Singkat berada dalam Frekuensi yang Meningkat.
b.      Pandemi
Suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan (penyakit) yang ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam Waktu yang Singkat memperlihatkan Peningkatan yang Amat Tinggi serta Penyebarannya telah mencakup suatu Wilayah yang Sangat Luas.
c.       Endemi
Keadaan dimana suatu masalah kesehatan (penyakit) yang Frekuensinya Menetap di Wilayah Tertentu dalam Waktu yang Lama.
d.      Sporadik
Keadaan dimana suatu masalah kesehatan (penyakit) yang ada disuatu wilayah tertentu dengan Frekuensi yang BERUBAH – UBAH menurut perubahan Waktu.


4.       Membantu menegakkan Diagnosa dalam Masyarakat.
5.       Pengkajian, Evaluasi dan Penelitian masalah Kesehatan dalam Masyarakat
6.      Melengkapi Gambaran Klinis suatu Masalah Kesehatan (Penyakit)
7.      Identifikasi Sindroma (Kumpulan Gejala) Masalah Kesehatan dalam Masyarakat.

  1.  EPIDEMIOLOGI DAN PERANNYA PADA MASALAH KESEHATAN
Sehat menurut WHO(1948) adalah kondisi fisik, mental, dan sosial yang sempurna dan bukan sekedar tidak sakit atau tidak cacat. Sedangkan menurut UU Kesehatan RI 1961 yang diperbaharui  dengan UU tahun 1992 berbunyi Kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Dengan pengertian diatas, bisa diketahui bahwa Epidemiologi mempunyai andil yang besar pada bidang kesehatan. Maka Epidemiologi sebagai suatu displin ilmu mempunyai peran sebagai berikut:
1.      Mengidentifikasi masalah kesehatan yang utama yang sedang dihadapi oleh masyarakat
2.      Mengetahui faktor faktor yang berperanan dalam terjadinya masalah kesehatan atau penyakit yang ada di masyarakat
3.      Menyediakan data yang diperlukan untuk perencanaan kesehatan dan pengambilan keputusan
4.      Membantu melakukan evaluasi terhadap program kesehatan yang sedang atau telah dilakukan
5.      Mengembangkan metodologi untuk menganalisis keadaan suatu penyakit dalam upaya untuk mengatasi atau menanggulanginya
6.      Mengarahkan intervensi yang diperlukan untuk menanggulangi masalah yang perlu dipecahkan.
Dalam melakukan peranannya, epidemiologi tidak dapat melepaskan diri dalam keterkaitannya dengan disiplin ilmu kesehatan masyarakat lainnya seperti Administrasi kesehatan masyarakat, biostatistika, kesehatan lingkungan dan pendidikan kesehatan/dan ilmu perilaku. Misalnya, peranan epidemiologi dalam proses perencanaan kesehatan. Tampak bahwa epidemiologi dapat dipergunakan dalam proses perencanaan yang meliputi identifikasi masalah, memilih prioritas, menyusun objektif, menerapkan kegiatan, koordinasi dan evaluasi. Dalam proses perencaan ni epidemiologi sangat memerlukan tambahan pengetahuan dengan berbagai disiplin ilmu kesehatan masyarakat.
Sebaliknya, dalam mempersiapkan suatu intervensi pendidikan kesehatan, epidemiologi dapat dipergunakan dalam membuat suatu “diagnosis Epidemiologi” dari masalah intervensi tersebut. Disni epidemiologi berperan dalam menentukan masalah kesehatan berdasarkan indikator vital seperti mortalitas, morbiditas, fertilitas dan disabilitas. Juga dapat dipakai dalam menghitung frekwensi penyakit dalam bentuk insidensi, prevalensi, distribusi, intensitas dan kelangsungan suatu penyakit.
BAB III
PENUTUP
1.      Kesimpulan
Epidemiologi adalah cabang ilmu yang mempelajari tentang seberapa sering penyakit dialami oleh suatu kelompok orang yang berbeda dan mencari tahu bagaimana bisa terjadi
Manfaat dari mempelajari Epidemiologi :
a)      Membantu pekerjaan administrasi kesehatan.
b)      Dapat menerangkan penyebabab suatu masalah kesehatan.
c)      Dapat menerangkan perkembangan alamiah suatu penyakit.
d)     Dapat menerangkan keadaan suatu masalah kesehatan
2.      Saran dan Kritik
Dalam pembuatan makalah ini, kami menyadari banyak sekali kekurangan. Untuk itu kami mohon saran dan kritik yang menbangun,


DAFTAR PUSTAKA

Hand Out Epidemiologi : Prodi D III Kebidanan Jurusan Kebidanan Poltekkes Surakarta SMT IV Tahun 2009
Smet, Bart. Psikologi Kesehatan. 1994. Jakarta :       PT. Rasindo
Notoatmojo,Soekidjo. Ilmu Kesehatan Masyarakat. 1997. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Budioro. Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat.     2006. Semarang : Badan Penerbit Universitas            Diponegoro