Senin, 24 Maret 2014

Ishbir Ya Ukhtiy..

Sampai berapa lama lagi kaki ini melangkah...akan saya coba untuk terus berjalan. berjalan perlahan untuk menggapai ridhonya. Kita tidak akan tahu, berapa langkah lagi kita kan berjumpa dengan garis finish. Entah itu seribu langkah lagi, seratus langkah, lima langkah atau bahkan tinggal satu langkah. Dengan sengaja Alloh menutup mata kita, menyembunyikan rahasia Nya agar kita tahu arti sebuah perjuangan. Agar kita tahu arti sebuah ketulusan. Agar kita tetap mensyukurinya. Mensyukuri segala nikmat yang Alloh berikan kepada kita. Janji Alloh pasti. Bismillah.... Insya Alloh. Alloh bersama hamba-Nya yang bersabar. Innalloham'ashobirin...Innallohama'ana....

Minggu, 23 Maret 2014

Kuharap Ridho_Mu

Bukah harta dan kemewahan yang kuinginkan, namun sakinah lah yang kuharapkan. Menggapai ridho Alloh lah yang menjadi tujuan. Ya Alloh teguhkanlah hati ini, untuk senantiasa istiqomah bersama Mu. Semoga Engkau ridho dengan keputusan yang kuambil... Alloh Alloh Alloh.........

HEART

kedewasaan tidak hanya tercermin dari berkembangnya fisik. Namun dari ia menyikapi permasalahan. Dari ia memutuskan dengan bijak. Serta dari tutur kata yang sopan dan tanggung jawab. Banyak orang hanya terpusat pada ucapan belaka. Terbelenggu dengan rayuan manis yang menggelintirkan. Bukan orang cerdas tentunya yang hanya menilai dari satu sisi saja. Komitmen lah yang menjadi salah satu tolak ukur menilai kesungguhan dan kualitas diri seseorang. Segera pantaskan diri. Bersegeralah memang dirasa sudah pantas...dan jangan lupa sertakan asma ALLOH dalam setiap keputusan sekecil apapun itu. Alloh lah yang menguasai hati ini. Hati dia dan hati mereka...

Rabu, 19 Maret 2014

KUNANG-KUNANG UKHUWAH

Apa itu ukhuwah? Jika kita menanyakan, kepaDa seorang ahli matematika, apa arti ukhuwah, mereka berkata “ Ukhuwah adalah suatu ikatan dari rumus sederhana maupun rumit yang sulit dipisahkan. Di kala satu dari rumus tersebut menghilang hancurlah perhitungan tersebut. Jika kita menanyakan pada seorang seniman. Ukhuwah ibarat rangkaian warna yang beraneaka ragam dan tumpukan warna tersebut akan menjadi sangat indah jika dipadukan. Karena saya mahasiswa yang menekuni ilmu kesehatan, ukhuwah adalah laksana satu tubuh. Di saat tangan kita terluka, maka anggota tubuh lain pun akan merasakan sakitnya. Di saat hati kita bahagia, maka anggota tubuh lain pun akan merasakan dampak atau efek dari perasan tersebut. Begitu pula ukhuwah. Ukhuwah berarti persaudaraan, dari akar kata yang mulanya berarti memperhatikan. Timbul rasa perhatian dalam ukhuwah tersebut, untuk saling menjaga dan menasehati. Jika di antara saudara kita ada yang sakit, maka kita pun ikut merasakannya. Ukhuwah fillah atau persaudaraan sesama muslim adalah suatu model pergaulan antar manusia yang prinsipnya telah digariskan dalam al-Quran dan al-Hadits. Yaitu suatu wujud persaudaraan karena Allah. Dalam Al Quran telah dijelaskan “Berpegang teguhlah kamu semua pada tali (agama) Allah dan janganlah bercerai-berai”. (TQS. Ali Imran [3]: 103) Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara. (TQS. al-Hujarat [49]: 10). Pada kedua ayat tersebut telah jelas tertera bahwa kita diharapkan untuk saling mengenal dan menjalin hubungan yang baik dengan sesama muslim Namun apa yang telah terjadi di dunia ini? Apakah telah menunaikan perintah Alloh dengan sebaik-baiknya?. Kasus Palestina bisa dijadikan gambaran. Rakyat negeri itu terpaksa harus berjuang sendiri untuk menghadapi kebrutalan dan kebiadaban Israel . ukhuwah atau kesatuan umat islam sedunia belum bisa menandingi kekuatan Israel. Akibatnya, jangankan mengusir Israel dari negeri Muslim, sekadar menghentikan kebrutalan serdadu Israel saja tidak bisa. Apakah umat islam di dunia telah menyatu ataukah belum? Kita tidak perlu jauh-jauh ,menginjak kaki ke belahan negara. Sebelumnya kita bercermin pada Negara kesatuan Republic Indonesia, sudahkah menyatu umat islam kita? Potret buram persatuan umat Islam digambarkan dengan pertikaian antar kelompok akibat perbedaan madzhab, partai, dan kepentingan. Umat Islam saat ini telah diracuni oleh paham-paham yang menjadikan selain akidah Islam sebagai dasar persatuan dan kesatuan mereka, seperti paham kesukuan, kebangsaan, Patriotisme, dan sejenisnya. Padahal, paham-paham inilah yang telah menghancurkan persatuan umat Islam. Sebab, ketika kesamaan etnis, suku, bangsa, dan sejenisnya dijadikan dasar persatuan, loyalitas dan pembelaan terhadap bangsa akan mengalahkan loyalitas mereka terhadap Islam dan kaum Muslim. Tak ada satu pun alasan, yang bisa kita gunakan, untuk membenarkan kondisi perpecahan (dis-integrasi) ini. Rasulullah bersabda: “Sungguh akan datang pada umatku apa yang pernah terjadi pada Bani Israil seperti sandal dengan sandal. Dan sesungguhnya bani Israil telah terpecah menjadi 72 golongan dan umatku akan terpecah menjadi 73 golongan. Semuanya dalam neraka kecuali satu golongan. Para shahabat bertanya: ‘Siapakah golongan tersebut ya Rasulullah?’ Rasul menjawab: ‘Apa yang aku dan para shahabatku telah jalani.’” (HR. Tirmidzi). Perbedaan adalah warna kehidupan, ia rahmat dari Sang Maha. Apalagi jika kita masih satu aqidah selayaknya perbedaan bisa dikelola menjadi kekuatan umat hingga kita tak mudah diracuni nafsu, ego, dengki, atau penyakit hati lainnya. Saat ini Islam telah kehilangan jati dirinya, kekuatan terbesarnya terhempas. Ukhuwah kita telah dirobek-robek nafsu sendiri. Allah berfirman: “Orang-orang mukmin itu bersaudara, sebab itu perdamaikanlah antara dua orang bersaudara mu dan takutlah kepada Allah mudah-mudahan kamu mendapat rahmat” (QS. 49:10). Seharusnya kita malu kepada musuh-musuh Islam. Konsep ukhuwah Islamiyah yang diajarkan Nabi Muhammad, telah dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari kaum Yahudi dan Nasrani. Ini berarti, Ketika seseorang atau suatu masyarakat beriman, maka seharusnya ukhuwah Islamiyah yang didasari oleh iman menjelma dalam kehidupan sehari-hari, Satu hal yang harus diingat bahwa, ketika ukhuwah islamiyah hendak diperkokoh atau malah sudah kokoh, ada saja upaya orang-orang yang tidak suka terhadap persaudaraan kaum muslimin, mereka berusaha untuk merusak hubungan diantara sesama kaum muslimin dengan menyebarkan fitnah dan berbagai berita bohong. Dalam kehidupan umat Islam, kita akui bahwa ukhuwah Islamiyah belum berwujud secara ideal, namun musuh-musuh umat ini tidak suka bila ukhuwah itu berwujud, mereka terus berusaha menghambatnya. Karena itu, setiap kali ada berita buruk, kita tidak boleh langsung mempercayainya, tapi lakukan tabayyun atau diteliti terlebih dahulu kebenaran berita itu, Allah Swt berfirman: Hai orang-orang yang beriman, apabila datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya sehingga kamu akan menyesal atas perbuatanmu itu Mengingat kedudukan ukhuwah islamiyah yang sedemikian penting, maka memeliharanya menjadi sesuatu yang amat ditekankan. Disamping harus mengecek kebenaran suatu berita buruk yang menyangkut saudara kita yang muslim. Ada beberapa hal yang harus kita hindari agar ukhuwah islamiyah bisa tetap terpelihara, Allah Swt berfirman: Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olokan kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokan) dan jangan pula wanita wanita-wanita mengolok-olokan wanita yang lain (karena) boleh jadi wanita (yang diperolok-olokan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokan) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati?. Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang (QS 49:11-12). Dari ayat di atas, ada enam hal yang harus kita hindari agar ukhuwah islamiyah tetap terpelihara: Pertama, Memperolok-olokan, baik antar individu maupun antar kelompok, baik dengan kata-kata maupun dengan bahasa isyarat karena hal ini dapat menimbulkan rasa sakit hati, kemarahan dan permusuhan. Manakala kita tidak suka diolok-olok, maka janganlah kita memperolok-olok, apalagi belum tentu orang yang kita olok-olok itu lebih buruk dari diri kita. Kedua, Mencaci atau menghina orang lain dengan kata-kata yang menyakitkan, apalagi bila kalimat penghinaan itu bukan sesuatu yang benar. Manusia yang suka menghina berarti merendahkan orang lain, dan iapun akan jatuh martabatnya. Ketiga, Memanggil orang lain dengan panggilan gelar-gelar yang tidak disukai. Kekurangan secara fisik bukanlah menjadi alasan bagi kita untuk memanggil orang lain dengan keadaan fisiknya itu. Orang yang pendek tidak mesti kita panggil si pendek, orang yang badannya gemuk tidak harus kita panggil dengan si gembrot, begitulah seterusnya karena panggilan-panggilan seperti itu bukan sesuatu yang menyenangkan. Memanggil orang dengan gelar sifat yang buruk juga tidak dibolehkan meskipun sifat itu memang dimilikinya, misalnya karena si A sering berbohong, maka dipanggillah ia dengan si pembohong, padahal sekarang sifatnya justeru sudah jujur tapi gelar si pembohong tetap melekat pada dirinya. Karenanya jangan dipanggil seseorang dengan gelar-gelar yang buruk. Keempat, Berburuk sangka, ini merupakan sikap yang bermula dari iri hati (hasad). Akibatnya ia berburuk sangka bila seseorang mendapatkan kenimatan atau keberhasilan. Sikap seperti harus dicegah karena akan menimbulkan sikap-sikap buruk lainnya yang bisa merusak ukhuwah islamiyah. Kelima, Mencari-cari kesalahan orang lain, hal ini karena memang tidak ada perlunya bagi kita, mencari kesalahan diri sendiri lebih baik untuk kita lakukan agar kita bisa memperbaiki diri sendiri. Keenam, Bergunjing dengan membicarakan keadaan orang lain yang bila ia ketahui tentu tidak menyukainya, apalagi bila hal itu menyangkut rahasia pribadi seseorang. Manakala kita mengetahui rahasia orang lain yang ia tidak suka bila hal itu diketahui orang lain, maka menjadi amanah bagi kita untuk tidak membicarakannya. Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa ketika ukhuwah islamiyah kita dambakan perwujudannya, maka segala yang bisa merusaknya harus kita hindari. Bila ukhuwah sudah terwujud, yang bisa merasakan manfaatnya bukan hanya sesama kaum muslimin, tapi juga umat manusia dan alam semesta, karena Islam merupakan agama yang membawa rahmat bagi seluruh alam. Karenanya mewujudkan ukhuwah Islamiyah merupakan kebutuhan penting dalam kehidupan ini. Mari kita bersama-sama mewujudkan ukhuwah islamiyah dengan jalan menghindari perbuatan di atas serta mempereratnya. Semoga Alloh selalu memberi kemudahan pada hambanya yang berniat akhsan. AMIN…

BERSABAR....

"Jika kamu berusaha untuk memperbaiki diri, yakinlah bahwa jodohmu juga sedang melakukan hal yang sama, memperbaiki dirinya untukmu. Jika kamu berusaha menjaga hati, yakinlah bahwa jodohmu juga sedang menjaga hatinya untukmu, mempersiapkan diri di waktu yang tepat untuk datang ke hadapanmu dan orang tuamu.."